Mardi Panjaitan

Saya adalah seorang guru, pelatih dan pembicara . Bagiku hidup untuk belajar dan terus belajar. ...

Selengkapnya
Navigasi Web
Tuhan Tak Pernah Salah Mencipta
Anak Down Sindrom Adalah Anugerah

Tuhan Tak Pernah Salah Mencipta

ANAK HEBAT TITIPAN TUHAN

(Tantangan menulis Gurusiana)

Hari Ke-7

Tak seorangpun bisa memilih terlahir sebagai apa..? di keluarga siapa..? suku apa..? agama apa..? normal atau tidak..?. Sama hal dengan anak berkebutuhan khusus seandainya mereka bisa memilih tentunya mereka akan memilih terlahir sebagai anak normal, bukan anak down sindrom. Terkadang kita bertanya-tanya mengapa ada anak yang terlahir demikian, mengapa mereka berbeda dari anak lainnya..? bahkan tak sedikit orangtua sering bertanya ini dosa siapa..? salah siapa..? hal ini akan menyebabkan munculnya sikap penolakan, rasa bersalah, atau bahkan rasa malu yang berkepanjangan karena menganggap memiliki anak berkebutuhan khusus dianggap aib dalam keluarga.

Pemikiran bahwa memiliki anak berkebutuhan khusus adalah dosa merupakan kesalahan besar dalam hidup kita, sebab saya percaya bahwa semua anak yang Allah berikan adalah titipan bagi kita, mereka merupakan anugerah terindah dalam hidup kita, itulah sebabnya saya sangat percaya hanya orangtua hebatlah yang akan dititipkan anak-anak hebat pemilik surga tersebut.

Suatu saat Yesus sedang berjalan bersama murid-muridnya, kemudian diperempatan jalan mereka bertemu dengan seorang buta yang duduk meminta-minta, mengharapkan belas kasihan dan uluran tangan orang yang lalu lalang disana. Lalu murid-murid tersebut bertanya kepada Yesus " Rabbi (guru) mengapa orang ini buta..? Siapakah yang salah..? Apakah ini karena dosanya, dosa orangtuanya..? atau dosa nenek moyangnya..?

"Orang ini buta bukan karena dosanya, bukan karena dosa orangtuanya, bukan pula karena dosa nenek moyangnya, orang ini buta agar kemuliaan Allah dinyatakan melalui dia", kata Yesus sambil menjamah mata orang buta tersebut dan seketika itu jugamatanya melek dan ia bisa melihat. Begitulah injil menjelaskan bahwa seseorang yang berkebutuhan khusus bukan karena dosa, tetapi agar kemuliaan Allah dinyatakan melalui dia.

Lalu mengapa masih banyak orangtua yang memiliki anak berkebutuhan khusus masih meresa malu..? Ya karena mereka kurang memahami bahwa Tuhan tidak pernah salah mencipta manusia. Sebagai orangtua anak berkebutuhan khusus kita harus memahami bahwa kehadiran anak surga tersebut dalam hidup kita adalah anugerah terindah. Mereka akan mengajarkan kita kesabaran, kerja keras, pengharapan sehingga kita bisa kuat dan jadi berkat bagi orang lain yang mungkin mengalami masalah seperti kita.

Anak saya yang pertama adalah anak berkebutuhan khusus, kami memberikan nama yang indah padanya " NATANAEL" yang artinya hadiah dari Tuhan. Awalnya mengetahui ia berkebutuhan khusus, kami shock sama seperti orangtua lainnya. Kami merasa malu, merasa berdosa, bahkan mencari-cari ini salah siapa..? tetapi akhirnya kami menyadari bahwa anak tersebut adalah anugerah, mulailah kami berani menegakkan kepala, memberikan yang terbaik baginya, kami merawatnya dengan sepenuh hati. Dengan sabar kami mengikuti proses tumbuh kembangnya yang berbeda dengan anak sebanyanya, bayangkan saya untuk bisa  membuatnya berjalan entah sudah berapa puluh tempat perobatan yang kami datangi, namun akhirnya diusia dua setengah tahun ia bisa berjalan.

Saat Natan hidup bersama dengan kami, berbagai teraphy kami lakukan untuk membuat dia bisa lebih baik, mulai dari teraphy okupasi, terapi bicara dan masih banyak teraphy lainnya. Entah sudah berapa banyak dokter anak kami samperin dan entah sudah berapa banyak uang yang kami habiskan untuk mengobatinya, tapi sampai usia 10 tahun mengucapkan "papa, mamapun" ia tak mampu. Menurut diagnosa dokter anak kami memiliki sel darah yang berbeda dengan anak lainnya, bahkan volume otaknya sangat kecil walau katanya pintar. Kami tak tahu kenapa anak kami demikian, yang kami tahu saat itu Natan adalah hadiah terindah dari Sang Kuasa bangi kami.

Saat ia berusia enam tahun kamipun memasukkannya sekolah, tetapi tentunya bukan disekolah biasa, Natan bersekolah di SLB. Banyak perubahan tampak dalam hidupnya, selain anaknya sangat aktif, hanya ia tidak dapat berkata-kata. Kalau ia menginginkan sesuatu, ia akan menarik tanganku untuk menggapai apa yang ia mau. Walau demikian ia tergolong cerdas, sebab kalau ia ingin menghidupkan lampu, ia paham mengambil sapu lalu memukul stop kontak sehingga lampu ruangan bisa menyala, hal lain ia juga sudah mengetahui bagaimana cara menghidupkan TV dan kipas angin di rumah kami.

Kami terus berdoa penuh harap kepada Tuhan , agar anak kami bertumbuh dan berkembang seperti anak normal pada umumnya, tapi semakin hari kami semakin menyadari bahwa Natan memang berbeda, ia anak yang special. Acap kali saya dan istri berdoa sampai menangis memohon belas kasihan Tuhan, agar kami mampu mendidik dan membesarkan anak hebat kami ini.

Malang tak dapat ditolak pada usia ke 10 tahun, Natan mengalami demam tinggi, kami bawa ia berobat ke klinik. Awalnya kami menyangka ia terserang demam berdarah, tetapi hasil test darah di laboratorium menunjukkan ia negatif demam berdarah. Ternyata ia punya keluhan sakit di telinganya, istripun membawanya ke dokter specialis THT, memastikan kalau Natan dalam kondisi baik-baik saja. Tetapi ternyata, karena seringnya ia mengorek telinganya menyebabkan infeksi di telinga , gendang telinganya pecah hingga menyebabkan peradangan sampai ke otaknya. Natan di rujuk ke RS.Elisabeth Medan, malam pertama diruangan ia baik-baik saja, tetapi dimalam kedua Natan drop dan harus masuk keruang ICU. Beberapa malam di ruang ICU, akhirnya Natan dipanggil Tuhan diusianya yang sangat belia, Tuhan hanya memberikan kesempatan 10 tahun saja kami hidup bersama dengan Natanael.

Semenjak kepergian Natanael, saya pernah berjanji akan memberikan waktu dan hidupku melayani anak-anak berkebutuhan khusus. Itulah sebabnya aku melibatkan diriku dalam berbagai kegiatan sosial di organisasi SOIna yang khusus menangani Disabilitas Intelektual. Dalam berbagai kesempatan aku selalu memberikan kesaksian hidup bersama anak berkebutuhan khusus, memberikan pelayanan terhadap orangtua yang memiliki anak disabilitas, menyakinkan mereka bahwa hanya orangtua yang hebat yang Tuhan berikan anak berkebutuhan khusus.

Hidup bersama anak berkebutuhan khusus memang perlu hati yang khusus. Kita harus mengerti bahwa semua anak pasti punya kelebihan dan kekurangan, kerena itu kita harus memberikan sebanyak mungkin kesempatan kepada anak-anak disabilitas untuk mengembangkan dirinya, menggali potensinya, sehingga suatu saat kita akan berdecak kagum dibuatnya. Sudah begitu banyak orang - orang disabilitas yang menjadi inspirasi dunia. Siapa yang tak kenal Stephen William Hawking (1942-2018) ia seorang Ahli Fisika Teoritis Bahasa Inggris yang terkenal karena prestasinya, kemudian Helen Keller adalah seorang penulis asal Amerika, aktivis politik, dan dosen. Tuli dan buta tidak menghambat Helen untuk mendapatkan gelar sarjana, bahkan ia telah berhasil menulis 12 buku terbitan yang menyertakan autobiografinya. Lalu siapa yang tak kenal Stephanie Handojoanak penyandang Donw Sindrom ini menjadi inspirasi bagi banyak orang karena berbagai prestasinya di bidang olahraga dan seni. Fani mendapatkan Mendali emas pada ajang Special Olympics World Summer Games 2011 di Athena. Bukan hanya di bidang Olahraga Pada 2009 lalu, Fani bahkan mendapatkan penghargaan Museum Rekor Dunia-Indonesia (Muri), sebagai anak berkebutuhan khusus yang mampu memainkan piano dengan 22 lagu secara non-stop.

Masih banyak lagi kisah penyandang disabilitas yang menginspirasi dunia, artinya tidak selamanya keterbatasan menjadi penghalang bagi seseorang untuk berprestasi. Hal inilah yang harus kita sadari agar kita tetap semangat memberikan dukungan dan perhatian kepada anak-anak disabilitas karena mereka juga punya kesempatan untuk menjadi bintang di jamannya.

Penyandang Disabilitas Intelektual juga adalah anak bangsa, mereka punya hak yang sama seperti kita, mereka bukan masyarakat kelas dua, tetapi sama seperti kita mereka termasuk aset yang mampu menjadi kebanggaanbangsa di masa yang akan datang. Karena itu kalau sekarang kita bertemu dengan anak-anak disabilitas, jangan pernah meremehkan mereka, kita harus menjadi pribadi yang inklusi dengan mereka. Kalau kita adalah orangtua anak yang berkebutuhan khusus maka jangan lagi pernah merasa malu dan meresa berdosa punya anak berkebutuhan khusus, mulai saat ini tegakkanlah kepala kita, sebab anak disabilitaspun sama seperti anak lainnya, anak yang bisa berprestasi dan membanggakan kita, hanya mungkin kita butuh lebih berkorban, lebih berjuang dan bekerja lebih keras untuk mampu menjadikan mereka bintang yang bersinar di jamannya.

 

#Guru diatas Garis

 

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post